10 Local Bites at Penang part 1

Karena ikut nemenin bokap ke Penang untuk check up, saya dapat kesempatan untuk jalan-jalan dan menjelajah makanan di kota yang katanya cukup tua itu.

Kalau lihat di peta yang saya comot dari bandara, sebenarnya banyak sekali jenis makanan khas yang dijagokan oleh kota ini (wong sampai ada petanya segala). Tapi karena kemarin tujuan kami berobat, jadi saya kurang hunting, hanya bisa menikmati beberapa yang saya temui sambil lewat saja.

Penginapan saya kemarin dekat sekali dengan Gurney Plaza, dan di belakang mal itu ternyata ada Hawker Center alias pusat jajanan kaki lima yang ramaaaaiiii banget kalau malam. Jenis makanan yang dijual bermacam-macam dan ternyata setelah ditelusuri, tempatnya dibagi dua : bagian depan menjual makanan yang hampir semuanya khas Chinese, yang bagian belakang makanannya khas Melayu dan India.

Gurney Drive Hawker Center yang padat.
Karena saya lebih dulu sampai di bagian depan, jadi saya hanya sempet mencicipi makanan di bagian depan saja. Sampai ke bagian belakang, perut sudah terlanjur kenyang. Nah, ini list yang sempet saya cicipi, dan menurut saya juara :

1. Fried Oyster
Kalau baca judulnya, yang terbayang pasti kerang digoreng. Saya dapat kesempatan untuk ngintip proses pembuatannya yang ternyata melalui cukup banyak tahapan.
Om penjual sedang membalik adonan yang sudah matang sebelah.

Hasil jadinya, menurut saya seperti okonomiyaki, tapi yang ini isinya oyster. Baidewei, oyster itu artinya tiram ya, bukan kerang? Rasanya menurut saya lumayan enak, adonan tepung yang dicampur telur dan dimasak dengan bumbu rahasia si penjualnya bisa berpadu dengan rasa kerang yang agak kenyal. Bau amis kerang tidak tercium lagi dan rasanya pun tidak terlalu gurih, jadi pas sekali dimakan dengan saos celupan yang mirip sambal.
Mirip pancake, tapi toppingnya kerang.
Adonannya juga tidak terlalu padat seperti pancake, tapi agak ringan jadi nggak berat di perut. Tapi untuk cemilan, harganya cukup berat.. hehehe seporsi paling kecil harganya RM6, yang medium RM9 dan yang besar RM12. Jarang ada yang memesan porsi besar, mungkin karena di sekitar situ banyak yang berjualan makanan yang lebih "berat".

2. Pasembur
Pada saat saya berkeliling melihat-lihat apa saja yang mau saya makan di Hawker Center ini, ada 1 stand yang menarik perhatian. Penjualnya bapak India separuh baya yang nggak capek-capeknya berteriak, "Rujak, rujak. Pasembur, pasembur.". Mengikuti saran bokap, saya pun memesan seporsi.

Bapak sumringah ini penjual yang semangat, dia juga pernah diliput di acara traveller luar negeri lho!
Tapi saya salah langkah! Karena sistemnya si Pasembur ini, kita memilih dulu apa yang ingin kita makan (semuanya goreng-gorengan mulai dari kentang sampai kepiting), diletakkan di 1 piring.
Macam-macam gorengan di Pasembur.
Nantinya gorengan yang sudah kita pilih itu dipotong-potong jadi bite size--sampai sini, saya paham sekali metodenya. Yang tidak saya duga adalah irisan bengkoang dan ketimun yang ditaburkan ke atas potongan gorengan tadi, yang membuat porsinya jadi mendadak double. Kemudian finishing-nya disiram kuah bumbu yang berwarna merah.

Porsinya jadi buanyaak padahal jenis gorengan yang dipilih hanya 4 macam.
Meskipun rasanya agak aneh, dominan manis dari bumbu merahnya tadi. Tapi menurut saya lumayan segar dan unik. Rasa gorengan yang asin, dimakan dengan selingan bengkoang-ketimun iris yang segar, kemudian ditutup dengan rasa manis. Harus dicoba kalau nanti ada kesempatan ke Penang.
Oh iya, harganya tergantung dari jenis gorengan yang dipilih. Mirip di warung Padang, kalau milih udang dan seafood lainnya, harganya jadi agak mahal. Tapi dengan porsinya yang besar, menurut saya worth it!

3. Wan Tan Mee
Yang satu ini nggak halal.. hehehe karena ada potongan daging merah untuk topping-nya. Yang saya makan di Gurney kemarin itu standnya ada di bagian belakang, penjualnya tante-tante dan wan tan mee-nya sedaaaaaap sekali.
Penggemar mie pasti akan captivated sama rasa bumbunya.
Bumbunya berasa banget dan pangsitnya gendut-gendut. Mienya pun halus, nggak besar-besar seperti mie ayam dan hasil rebusannya pas, nggak terlalu kenyal atau terlalu lembek. Ada 2 macam yang ditawarkan, yang pedas dan yang biasa. Kalau menurut saya sih, yang pedas lebih nendang.. hehehe. Harganya sekitar RM 4.50 seporsi.

4. Pok Piah
Terjemahan bebasnya Lumpia Basah, soalnya pas dimakan miriiip banget sama Lumpia Basah Bogor. Hanya yang ini kulitnya agak lembek dan isinya juga lebih bermacam-macam, nggak cuma irisan bengkoang dan orak-arik telur aja.

Rasanya lumayan enak, harganya juga tidak terlalu mahal. Kalau nggak salah hanya RM3 seporsi.

5. Assam Laksa
Impuls buying, hehehe.. karena melihat antrian yang panjaaaang di stand-nya, saya jadi penasaran dan akhirnya ikutan antre. Kabarnya Assam Laksa ini adalah salah satu dari 100 makanan terenak di dunia, lebih enak dibandingkan Rendang Indonesia. Memang rasanya otentik sekali, dengan bumbu kuah asamnya, menurut saya rasanya betul-betul eksotis.
Assam Laksa, a treat for the tongue!
Yang ada di dalam seporsi hidangan ini semuanya khas asia, kuahnya dari ikan yang direbus bersama bumbu rempah dan asam (mirip asam jawa). Tidak ada topping, isinya hanya mie besar (udon), irisan sayur dan irisan shallot. Kuahnya sendiri sudah kaya rasa, tapi kalau mau bisa ditambahkan irisan cabe rawit segar untuk menambah sensasi pedas. Ada juga sesendok bumbu petis yang disendokkan sesaat sebelum mangkok diserahkan ke pembeli. Harganya cuma RM3.50 untuk porsi kecilnya, yang porsi medium RM4.50.




Bersambung ke sini ya, biar nggak terlalu panjang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Brownies Kukus Coklat Pisang

Furikake Daun Lobak

Spaghetti Bolognaise Om Bara