Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

Sujebi (Mie Sobek Korea)

Gambar
Masih demam masakan Korea, sejak ketemu Maangchi kemarin saya jadi lebih sering lagi praktek resep-resep yang ada di situsnya Maangchi . Semua resepnya terasa enak, belum sampai ke mulut saya pun sepertinya semua resep yang ada disana sudah terbayang rasanya. Beberapa waktu yang lalu, karena saya lagi malas makan yang berbumbu, saya pun berniat mempraktekkan resep yang simple , dan pilihannya jatuh ke Sujebi . Dari resep yang saya baca, pengerjaannya mudah sekali dan sepertinya sangat unik karena sujebi ini adalah sejenis hand-torn noodle alias mie yang disobek dengan tangan. Videonya pun hanya saya lihat 1 kali, karena benar-benar mudah sekali pengerjaannya. Meski keliatannya bening, tapi rasanya cukup "rich" untuk hidangan sepinggan. Menurut Maangchi, resep ini didapat dari neneknya yang sangat lihai memasak. Jaman dulu, kehidupan mereka sederhana, jadi sujebi yang hanya dibuat dari bahan-bahan sederhana ini dapat menghangatkan suasana rumah karena proses pembuat

Gathering with Maangchi

Gambar
Belum sampai sebulan saya browsing resep di situs maangchi waktu saya tahu kalau akan diadakan Gathering untuk para reader -nya. Maangchinya sendiri akan datang secara pribadi ke setiap gathering yang ternyata diadakan di beberapa kota di berbagai belahan dunia. Wow! Gathering -nya sendiri diberi judul Gapshida! Cerita selengkapnya soal Gapshida ada di www.maangchi.com yaa. Waktu tahu hal ini, saya sempat ragu-ragu apakah saya boleh ikutan. Dan setelah menghubungi contact person untuk gathering Indonesia--yang ternyata sangat teramat ramah dan bersahabat- syaratnya cuma 1 : harus membawa homemade dish , minimal 1 macam ke gathering tersebut. Mudah sekali! Dan akhirnya setelah mendaftar dan deg-degan selama seminggu penuh, sampailah saya di gathering itu. Karena diadakan di weekdays , yang berhasil datang hanya kurang lebih 10-15 orang. Saya sendiri berhasil meyakinkan diri untuk melakukan perjalanan panjang dari Bogor ke Meruya. Hehehe.. Untungnya begitu sampai

Kue Lobak

Gambar
Akhirnya kesampaian juga ikutan event di NCC, setelah sebelumnya selaluuu aja ketinggalan. Kali ini event -nya benar-benar seru, namanya Chinese Food Week . Semua resep canggih yang biasanya cuma bisa dipelototin di menu resto mahal seliweran di milis selama 1 bulan poll! Mulai dari yang kukus, tumis, simpel sampai super rumit. Coba aja main ke link Chinese Food Week , pasti merinding deh ngeliat semua resep yang ada disana. Partisipasi anggota NCC betul-betul menakjubkan! Sayangnya saya cuma sempat menyumbang 1 resep. Padahal tadinya mau submit resep sebanyak-banyaknya secara yang diikutkan itu resep sehari-hari, nggak susah dan sekalian bisa memperkenalkan resep tradisional khas daerah masing-masing. Setelah proses audisi yang lumayan panjang.. hehe.. akhirnya resep yang saya pilih untuk event ini adalah Kue Lobak . Fotonya kurang oke nih.. terlalu dekat >.< Kue Lobak ini pertama kali saya makan pada waktu adik saya bawa oleh-oleh dari negeri seberang. Wakt

Candied Sweet Potato

Gambar
Gara-gara penasaran banget sama Kimchi, dan sempet gagal total bikin kimchi *hiks*. Jadi nyangkut ke websitenya Maangchi . Tadinya cuma baca-baca resep kimchi soalnya untuk kimchi aja resepnya ada macem-macem. Tapi setelah akhirnya beberapa kali praktek kimchi dan nggak pernah berhasil bikin yang enak, akhirnya saya nyerah dan mengobati sakit hati dengan melihat-lihat resep si Maangchi yang lain. Yang bikin saya betah di webnya itu adalah karena dia rajiiin banget, hampir di tiap resep ada video-nya. Udah gitu, dia type yang emak-emak pisan, nggak pake basa-basi seperti ahli masak pada umumnya, semua gerakannya pure ala Ibu-ibu rumahan. Malah ada beberapa video yang menurut saya menunjukkan kalau dia sebenarnya agak ceroboh.. hehehe. Tapi itu justru yang bikin videonya nggak membosankan dan asik ditonton. Tambahan lagi, saya ini termasuk orang yang berpendapat kalau masak itu nggak boleh terlalu perfect , kalau kayak gitu nanti makanannya malah jadi nggak punya "jiwa&qu

Interfood 2011

Gambar
Tahun ini dapat kesempatan untuk ikut pameran Interfood gratis.. hehe. Kalau tahun kemarin cuma bisa ngiler-ngiler baca testimoni orang-orang di milis, tahun ini ngiler hampir di setiap stand yang ada di pamerannya. Rasanya benar-benar kayak masuk ke surganya orang baking . Hepiii banget.. jangan-jangan saya ini food fetish ya? Hahahaha. Stand Mu Gung Hwa yang selalu rame antriannya. Kalau orang lain sibuk demo, mereka sibuk jualan :D "Dapur"nya Unilever, MCnya heboh. Dibandingkan pameran Food and Hotel Indonesia kemarin, saya lebih puas datang ke Interfood. Mungkin karena tema pamerannya lebih cocok ke kalangan baking . Demonya juga banyaaak banget. Sampe rasanya pengen membelah diri jadi 5 atau 6 sekaligus biar bisa nonton demonya. Rata-rata mereka manggil chef yang skill -nya sudah excellent untuk mendemokan produk-produk mereka. Dan hebatnya, hampir setiap stand punya "dapur" masing-masing. Duh kebayang deh capeknya bawa oven sebesar itu

Gemblong = Puncak

Gambar
Saya ingat dulu waktu masih kecil, Puncak itu tempat yang sangat menyenangkan, sejuk, banyak pepohonan, dan rasanya dulu bepergian ke Puncak itu mewah banget. Dulu nyokap sering banget bawa bekal nasi uduk, ayam goreng plus sambal-sambal andalannya kalau mau pergi ke Puncak dan entah kenapa kalau makan di sana, semuanya terasa enak. Hehehe.. Yang paling sering menguras uang jajan saya di Puncak itu Rujak Bebeug dan Gemblong. Mungkin karena penjualnya bertebaran dimana-mana, dan 2 menu itu seolah-olah dicap jadi ciri khasnya Puncak. Gemblong jaman dulu rasanya masih enak, harganya juga murah. Sekarang, tiap kali ketemu penjual Gemblong, pasti ngeri duluan kalau lihat warnanya. Lagipula bentuknya juga udah nggak menggiurkan lagi. jadi malas deh belinya. Padahal kepingin banget. Waktu itu karena saking kangennya sama Gemblong, sampe bela-belain beli di depan Bogor Permai, satunya kalau nggak salah udah 1000 lebih (atau itu harga wiken, nggak tau juga ya.. hehehe). Begitu dimakan

Tempe Ungkep Bumbu Kuning

Gambar
Ramadhan kemarin harga daging naik banyak, jangankan gitu.. harga sembako aja naik. Gara-gara ini akhirnya jadi stop beli daging sama sekali dan mulai rajin browsing cari pengganti protein. Yang paling banyak dimakan sih tetep tahu-tempe plus telor. Dan untungnya saya doyan tempe.. hehe murmer dan enak sih rasanya. Sehat pula. Ini tempenya udah ditopping sambel, jadi makin enaaak. Nah, dari sekian banyak resep tahu-tempe yang udah dipraktekin, ada 1 yang juara banget nih. Aslinya dari resep ayam goreng, tapi ayamnya diganti tempe.. hohohoho.. memang jadi ibu-ibu harus kreatip. Karena masaknya lumayan ribet, kemarin dibikinnya sekaligus banyak aja, trus tinggal simpen di wadah tertutup dan masuk kulkas. Nanti kalau mau dimakan, tinggal goreng deh.. gampang! Tempe yang udah diungkep, masuk wadah trus simpen di kulkas. Resepnya nyontek dari blognya Mbak Ria Icip-icip, suka banget sama blognya yang banyak resep tradisional, jadi bisa belajar. Terus terang kalo ma

Lulur Ketan Hitam

Sesudah audit isi lemari, saya menemukan tepung ketan hitam yang saya sendiri sudah lupa kapan belinya. Sepertinya sih umurnya sudah cukup tua. Setelah browsing di beberapa situs, akhirnya saya memutuskan untuk menjemur tepungnya dulu, mumpung matahari lagi terik-teriknya. Sambil dijemur, saya sambil mengendus. Baunya sih nggak apek--kalau di milis, disarankan untuk tidak dipakai kalau sudah berbau apek. Tapi saya juga tidak yakin kalau tepung ini masih layak pakai. Akhirnya dari sekian banyak situs yang saya temukan lewat google, ada 1 forum yang mendiskusikan tepung ketan hitam untuk lulur. Katanya sih bagus banget, bisa mengangkat kotoran dan sel kulit mati dengan sempurna. Nothing to lose , akhirnya saya coba campurkan segenggam tepung ketan hitam dengan air sampai kentalnya cukup, lalu campurannya dibalurkan ke seluruh tubuh. Didiamkan beberapa saat, digosok-gosok lalu dibilas. Hasilnya? Mantaaaappp!! Berasa banget kulitnya jadi bersih.. hehehe. Ternyata barang di dapur p

10 Local Bites at Penang part 2

Gambar
Lanjut dari yang sebelumnya, ada 5 lagi rekomendasi makanan khas Penang yang sudah sempat saya cicipi. Sebenarnya sih (menurut saya) Penang itu kota yang penuh dengan makanan enak. Hanya kemarin saya nggak sempat hunting, jadi baru sempat mencicipi beberapa jenis dari sekian banyak makanan khasnya. Tapi peta makanan yang saya ambil di bandara masih disimpan.. hehehe jadi lain kali saya ada kesempatan, saya pasti akan hunting lagi. Nah, lanjuuutt.. berikutnya yang sempat saya cicipi adalah : 6. Ais Kacang Penampakannya mirip es campur Pontianak, bedanya untuk topping Ais Kacang menggunakan es krim. Isinya yang dominan kacang merah, kemudian ada koktil buah, jagung manis pipil. Di atasnya ada es serut yang disiram sirup gula hitam.. hmmm..  Di stand tertentu, penjualnya sangat artistik, sampai es krimnya pun dibuat berwarna gradasi cantik seperti ini. Yang saya suka dari Penang adalah cita rasanya yang tidak terlalu manis atau asin. Sepertinya mereka percaya kal