Gemblong = Puncak

Saya ingat dulu waktu masih kecil, Puncak itu tempat yang sangat menyenangkan, sejuk, banyak pepohonan, dan rasanya dulu bepergian ke Puncak itu mewah banget. Dulu nyokap sering banget bawa bekal nasi uduk, ayam goreng plus sambal-sambal andalannya kalau mau pergi ke Puncak dan entah kenapa kalau makan di sana, semuanya terasa enak. Hehehe..

Yang paling sering menguras uang jajan saya di Puncak itu Rujak Bebeug dan Gemblong. Mungkin karena penjualnya bertebaran dimana-mana, dan 2 menu itu seolah-olah dicap jadi ciri khasnya Puncak.

Gemblong jaman dulu rasanya masih enak, harganya juga murah. Sekarang, tiap kali ketemu penjual Gemblong, pasti ngeri duluan kalau lihat warnanya. Lagipula bentuknya juga udah nggak menggiurkan lagi. jadi malas deh belinya. Padahal kepingin banget.


Waktu itu karena saking kangennya sama Gemblong, sampe bela-belain beli di depan Bogor Permai, satunya kalau nggak salah udah 1000 lebih (atau itu harga wiken, nggak tau juga ya.. hehehe). Begitu dimakan, memang sesuai ekspektasi : keras dan gak karuan. Hahahaha.. memang pas lihat bentuknya juga sudah kebayang, pasti nggak enak deh.

Akhirnya kemarin pas ada heboh-heboh di milis soal Gemblong, resepnya dicontek, dibaca baik-baik. Hey!! Ternyata (selalu aja ternyata), nggak susah tuh! Semangat deh, besoknya langsung beli bahan terus praktek.

Hasil jadinya?? Memuaskan! Jauh lebih memuaskan kangen saya dibanding Gemblong yang saya beli di depan Bogor Permai.
Kalau lapisan gulanya terlalu tebal jadi agak keras kulitnya.

Yang saya bikin kemarin itu Gemblong Ketan Hitam, soalnya keliatannya unik. Dan ternyata sama enaknya dengan Gemblong biasa. Bedanya kalau yang biasa pakai gula merah, yang ini pakai gula pasir untuk "baju"-nya.

Oh iya, entah kenapa hasil akhirnya lebih enak pakai santan kemasan dibandingkan santan asli. Kalau yang pakai santan asli kurang legit, mungkin karena kemarin santan saya kurang kental ya..

Nih resepnya :

GEMBLONG KETAN HITAM
Pelopor resepnya ada disini nih.
 
Bahan:
100 ml santan, dari 1/2 butir kelapa (pake santan instan & jumlahnya ditambah 30 ml lagi)
1/2 sdt garam
150 gr tepung ketan hitam
150 gr tepung ketan putih
300 gr kelapa agak muda, parut
minyak untuk menggoreng

Lapisan:
150 gr gula pasir
3 sdm air
1/8 sdt garam

Cara Membuat :
  1. Masak santan dan garam diatas api sedang sambil diaduk hingga hangat (tidak perlu mendidih). Angkat.
  2. Campur tepung ketan hitam, tepung ketan putih, kelapa dan garam hingga rata. Tuangi santan hangat sedikit demi sedikit, sambil diuleni hingga adonan kalis dan dapat dibentuk.
  3. Bagi adonan menjadi 25 bagian sama banyak. Bentuk setiap bagian bulat lonjong. Lakukan hingga bahan habis.
  4. Panaskan minyak goreng yang banyak dalam wajan di atas api sedang hingga hangat. Masukkan beberapa buah gemblong, goreng sambil sesekali diaduk hingga mengapung (kalau saya, sampai agak garing). Besarkan api, lanjutkan menggoreng hingga gemblong matang, angkat dan tiriskan.
  5. Lapisan: masak gula, air dan garam dalam wajan di atas api sedang hingga kental dan berserabut. Kecilkan api, masukkan gemblong goreng, aduk cepat hingga seluruh permukaan gemblong terlapisi gula (jangan kelamaan nanti jadinya nggak cantik). Angkat dan sajikan.
Notes : 
* Bikin lapisan gulanya agak tricky. Kalo terlalu kental, gemblong jadi susah tersalut gula dengan rata. Jadi gunakan api sedang saja saat mencairkan gula & air, supaya gula tidak keburu jadi karamel dan masih cukup encer membalut gemblong.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Brownies Kukus Coklat Pisang

Furikake Daun Lobak

Spaghetti Bolognaise Om Bara