10 Yummy Things To Eat at Pontianak
Pontianak itu sebenarnya hanya kota kecil, dibilang maju juga nggak sampai metropolitan seperti Jakarta. Yang paling menyenangkan untuk dilakukan di sana pastinya wisata kuliner.. hehehehe.
Saya mau membahas beberapa makanan khas yang sempat saya cicipi kemarin. Sebenarnya makanan khas Pontianak masih buanyak, tapi karena saya hanya 3 hari di sana dan ada urusan lain, jadi yang sempat saya cicipi hanya beberapa. (Ada juga yang udah dicicipi tapi nggak bisa dipajang fotonya karena terlalu gelap, hiks.)
1. Bakmi Kepiting
Begitu sampai di kota Pontianak (lokasi bandaranya agak jauh dari pusat kota, kurang lebih 30-45 menit dengan mobil), tanpa basa-basi saya dan nyokap langsung mengunjungi kedai Mie Kepiting A Ti di dekat gereja Katedral.
Kwetiaw yam yang rasanya agak asam, tapi segar dan sedap! |
Kwetiaw goreng kepiting, isinya sama seperti topping bakmi dan kepitingnya hanya berupa suwiran :D |
2. Choi pan AKA Chai kue
Saya sempat berpikir kalau Choi pan adalah makanan yang awam, ternyata banyak juga yang nggak tahu apa yang dimaksud dengan choi pan ini. Choi pan adalah sebutan dalam bahasa Hakka, harafiahnya berarti Kue Sayur (Choi = sayur, pan = kue). Dan pada dasarnya memang kue ini isinya sayuran.
Original choi pan kukus, wuenak! |
Selain versi kukus, ada juga choi pan goreng. Jadi setelah matang dikukus, choi pan-nya digoreng lagi sebentar dengan penggorengan datar dan sedikit minyak. Kulitnya jadi crunchy, enaaak banget!
Penampakan choi pan goreng, kulitnya jadi sedikit garing. |
Proses penggorengan choi pan. |
Kemarin ini juga sedang heboh-hebohnya choi pan panas di Ponti. Katanya sih enak banget, ternyata setelah dijajal, bedanya hanya choi pan-nya disajikan panas langsung dari kukusan. Hehehe.. sudah gitu harganya malah lebih mahal karena ukurannya jadi setengah ukuran normal. Belum lagi kalau kita pesan, harus menunggu lumayan lama.
Choi pan panas, lihat deh ukurannya itu hanya sekali hap. Begitu habis, harus nunggu lama lagi untuk repeat order. |
3. Siomay Non Halal
Karena bahan bakunya daging babay, hehehe.. tapi memang yang satu ini khas Pontianak banget. Citarasanya lain dari siomay Bandung atau siomay ikan. Yang ini padat, gurih, dan lebih bertekstur kalau dibandingkan dengan siomay Bandung yang mulus kenyal. Saus cocolannya juga bukan sembarang saus.
Standarnya, siomay ini dimakan bareng cuka hitam dan saus kuning (sepertinya sih mustard yang diencerkan). Kalau suka pedas, tinggal ditambahkan saus cabe yang menggigit rasanya. Duh.. sambil dibayangkan sambil ngiler nih.. hehehe. Harga per buahnya sekitar IDR1300-1500, kalau di Jakarta bisa ditemukan di daerah Sunter atau Pangeran Jayakarta, tapi harganya pasti lebih mahal.
4. Kwecap
Yang disebut kwecap adalah hidangan yang isinya lembaran kue persegi (mirip kwetiaw tapi lebih lebar dan pendek) yang dimakan bareng kaldu berisi kulit babay. Standarnya sih kuah kaldunya itu hanya berisi kulit babay, tapi ada juga versi lengkapnya yang ditambahkan tahu, bakso ikan, dan pastinya ada kacang kedelai yang direbus bareng kuahnya.
Isinya : lembaran putih seperti kwetiaw, kulit babay, tahu goreng yang direbus, kacang kedelai rebus. |
Saya juga cukup picky kalau soal kwecap, karena nggak semua orang bisa bikin kwecap yang enak. Makanya waktu berhasil ketemu si Om penjual kwecap ini, saya senang banget. Dia biasa jualan hanya sampai jam 10 pagi, waktu itu saya datang sudah hampir jam 10 dan untungnya kwecap-nya masih ada :D
Seporsi besar seperti ini cuma IDR 8.000. Murah ya? Huhuhu.. sayang perut saya cuma satu.
5. Kembang Tahu
Jauh-jauh pulang kampung, yang dimakan masih kembang tahu? Hehehe.. saya memang punya hobi aneh soal kembang tahu. Apalagi di Pontianak ini, kembang tahunya masih tradisional, jadi rasanya enaak. Kembang tahu ini jualan di depan salah satu SD di Siantan. Jajanan yang unik memang biasanya berkumpul di depan sekolahan.
Kembang tahu ala Pontianak ini biasanya dimakan dengan kuah susu kedelai, tapi kemarin saya makannya versi normal, padanannya hanya kuah gula putih + jahe yang encer, lalu di atasnya baru ditambahkan butiran gula merah.
Seporsinya hanya IDR 2500, kembang tahunya sangat lembut, dan kuahnya juga nggak bikin eneg karena encer dan tidak terlalu manis. Yang membedakan kembang tahu ini dari kembang tahu Jakarta adalah wangi kedelainya yang cukup terasa. Makanya betul-betul susah mencari kembang tahu model begini di tempat lain.
7. Tahu
Orang Pontianak cukup fanatik dengan tahu dan kedelai. Kebanyakan kerabat saya yang datang ke Jakarta tidak suka dengan tahu Bandung atau tahu Jakarta, karena mereka sudah biasa makan tahu yang santer dengan bau kedelai di Pontianak. Saking tajamnya bau kedelai di tahu Pontianak, bisa-bisa untuk yang nggak biasa makan atau yang nggak suka kedelai, bisa muntah mencium baunya. Hehehe.. saya bukan mau menjelek-jelekkan, tapi memang seperti itulah bau khas tahu Pontianak. Kalau nggak bau kedelai, malah nggak laku.
Tahu yang dijual di pasar, masing-masing dibungkus daun. |
8. Langsat
Alias duku. Saya beruntung sekali bisa mencicipi duku alias langsat Pontianak, memang harganya agak mahal (saya lupa persisnya berapa) tapi rasanya sih betul-betul mantap!
Bapak Penjual sedang memilihkan duku dan membagi tips supaya dukunya nggak cepat busuk. |
Kata bapak penjualnya, kalau mau dukunya awet, jangan sampai kepanasan. Jadi begitu sampai rumah, mesti digelar atau ditaruh di dalam bakul biar ada ventilasinya.
9. Pakis
Yang satu ini sih wajib dicoba deh kalau ke Pontianak. Soalnya sejauh ini saya belum pernah ketemu pakis semacam ini di manapun. Ada sih yang jual di depan Kebun Raya Bogor, tapi pakisnya yang udah tua dan keras, itu sih malah nggak enak rasanya.
Pakis yang penampilan dan rasanya mirip pucuk labu. |
Penampakan Kek Lam / Pakis, warnanya bukan hijau segar tapi rasanya enaak! |
Entah kenapa orang Pontianak suka sekali mengasinkan bahan makanan. Mulai dari berbagai jenis ikan, cumi, telur, udang, sawi, dan lain-lain. Selain diasinkan sampai kering, ada juga cara mengasinkan model basah, hasil jadi produknya disebut "Koy" dalam bahasa Hakka.
"The ultimate" ikan asin! Yang ini enak banget! |
Jejeran berbagai jenis ikan asin, ikan teri, dan udang kering. |
Yang di depan ini udang (ha koy), belakangnya itu cumi (sotong koy). |
Seperti biasa, kalau ngomong soal makanan, jadinya suka keasyikan :D
Demikianlah Top 10 makanan wajib coba di Pontianak ala saya. Sebenarnya masih banyak lagi yang belum "terliput", makanya doain saya balik lagi ya kesana, supaya ada part 2-nya.. hehehe
Komentar
Posting Komentar